Zaman akan berganti. Namun hal tersebut bukan menjadi alasan untuk berhenti melestarikan budaya. Apalagi jika budaya tersebut sudah sejak lama diturunkan dari masa ke masa. Di era yang modern ini, produk suatu budaya dapat diolah dan dimodifikasi lebih lanjut, tanpa menghilangkan unsur aslinya. Tujuannya adalah untuk memberikan kemakmuran bagi warga lokal.
Lantas apa cara yang dapat dilakukan? Contoh produknya adalah :
1. Gantungan kunci.
Salah satu produk modifikasi yang paling mudah dibuat dan diproduksi adalah gantungan kunci. Gantungan kunci ini nantinya dapat dijual sebagai cinderamata atau oleh-oleh untuk para pelancong yang berlibur di Papua.
2. Suvenir pernikahan.
3. Hiasan dinding.
2. Suvenir pernikahan.
Kita dapat membuat survenis berupa topeng khas suku Papua. Kenapa tidak? Buat saja suvenir yang lebih kecil. Misalnya pin, hiasan meja, totebag, sampai lampu hias dengan bentuk serupa topeng. Pasti menarik dan unik.
3. Hiasan dinding.
Topeng Papua merupakan benda yang memiliki estetika tinggi. Akan sangat banyak orang yang tertarik membelinya untuk dijadikan hiasan dinding. Apalagi turis dari mancanegara yang biasanya menyukai segala hal yang dinilai eksotik dan unik, juga khas.
Selain dibuat dalam bentuk topeng, bentuk atau gambar topeng dapat diterapkan pada berbagai produk kayu. Misalnya saja pada vas dan furniture. Dalam hal ini, Papua perlu belajar dari Jepara dan Bali. Kedua daerah tersebut mampu menghasilkan mebel dan kerajinan kayu dengan motif khas yang terkenal sampai ke berbagai belahan dunia. Kunci utamanya hanya satu, yakni kecintaan terhadap budaya sendiri. Contohnya saja bagaimana Bali bisa sangat terkenal dengan budaya mereka.
Topeng papua juga bisa dijadikan mainan untuk anak-anak. Tentu saja motif dan warnanya perlu disesuaikan dan tidak disamakan dengan topeng yang memiliki fungsi sakral. Contohnya, dengan membuat topeng dengan corak khas Papua tapi warnanya lebih cerah dan ekspresi yang lucu nan menggemaskan. Turis kanak-kanak pasti akan kepincut. Anak-anak Papua juga turut bisa membelinya supaya mereka bisa lebih akrab dengan budaya sukunya sendiri.
0 Komentar